Walaupun Pesantren akhir pekan yang saya ikuti sudah berjalan 10 hari, sampai dengan hari ini masih ada saja pembaca setia tulisan pak iqbal yang bertanya apa saja oleh-oleh dari Jonggol. Akhirnya dengan modal keberanian saya tulis materi yang saya dapatkan dari pesantren akhir pekan tersebut walapun ini adalah yang pertama kali buat saya untuk menulis yang mungkin barangkali bisa bermanfaat buat pembaca lainnya. Melalui tulisan ini saya juga mohon maaf karena materi yang saya dapatkan tentu saja tidak terserap 100% tapi insya Allah bermanfaat buat pembaca.
By Ustad Budi Azhari LC, Masjid di Pondok Pesantren Darul Muttaqin
Membangun Pilar Peradaban Islam, Yang dibangun dalam diri kita yang pertama adalah Iman, apapun yang dikerjakan didunia tanpa disandarkan kepada ke Imanan akan mendapatkan dunia saja sedangkan negeri Akhirat yang kekal selamanya dilupakan. Inilah dasar mengapa Bapak Muhaimin Iqbal dalam presentasinya mendahulukan keImanan sebelum yang lainnya sehingga starting point rekans muslim yang ingin ber enterpreunership tidak salah langkah dan selalu di ridhoi Allah SWT.
Ada hadist yang intinya bahwa kita harus mempelajari lebih dahulu Iman sebelum belajar AlQuran karena dengan belajar AlQuran maka Iman kita akan bertambah. Pada kondisi saati ini banyak yang dibalik belajar Alquran dulu baru belajar Iman sehingga banyak terdapat ahli Quran atau hafidz Quran tetapi perilakunya tidak Qurani.
Rukun Iman tidak ada padanan kata di Indonesia, para kyai di Indonesia agar mudah diterima orang Indonesia maka akhirnya bahasa Arab yang di Indonesiakan. Rukun didalam bahasa Arab artinya “PILAR” atau “TIANG” utama yang menyokong bangunan agar kokoh berdiri tegak.
Kalau dulu pelajaran di Sekolah Rukun Iman ada 6 perkara yaitu :
1. Iman kepada Allah
2. Iman kepada Malaikat
3. Dst
Itu hanya sampai pada tahapan percaya saja, yang penting kalau ulangan / ujian bias ngisi selesai…..
By Muhaimin Iqbal
Berbicara tentang enterpreuner kita harus mengetahui terlebih dahulu makna dari enterpreuner itu sendiri.
Sedangkan makna dari enterpreuner adalah Orang yang bisa membaca peluang dan mencarikan solusi.
Sebelum kita mulai menjadi pengusaha ada yang harus kita benahi dulu atau kita tata terlebih dahulu yaitu belajar Iman. Mengapa harus belajar Iman terlebih dahulu ?
Karena dengan Belajar Iman kita akan dapat mengerjakan sesuatunya sesuai dengan syariah Islam.
Begitu pula jikalau kita mau belajar Quran hendaknya kita belajar iman terlebih dahulu karena ketika belajar Al-Quran maka tentu saja Iman kita akan bertambah. Kadang kita melihat di lapangan bahwa Ada yang belajar Al-Quran bahkan hafal Al-Quran tetapi Imannya semakin jauh ini disebabkan karena belajarnya yang salah.
Kita mengetahui bahwa ada 3 perkara doa Nabi, yang 2 perkara dikabulkan atau diperkenankan oleh Allah SWT dan yang 1 perkara ditolak Allah SWT.
2 perkara yang dikabulkan adalah :
▪ Permohonan supaya Allah tidak membinasakan umatnya dengan musim susah yang berpanjangan.
▪ Permohonan supaya Allah tidak membinasakan umatnya dengan bencana tenggelam (seperti banjir besar yang telah melanda umat Nabi Nuh a.s)
Sedangkan 1 perkara yang ditolak Allah SWT adalah :
▪ Permohoan supaya Allah tidak membinasakan umatnya karena peperangan sesama mereka (peperangan, perseteruan antara sesama Islam).
Dengan belajar Iman insya Allah kita bisa menjadi enterpreuner yang sesuai dengan syariah-syariah islam.
Didalam syariah islam kita mengenal ekonomi syariah yaitu ekonomi yang menunjang 7 (tujuh) syariat al adalah :
1. Terjaganya Iman
2. Terjaganya Keluarga
3. Terjaganya kehormatan
4. dll
Dan didalam enterpreuner itu sendiri Ada ilmu yang bisa diajarkan dan ilmu yang tidak bisa diajarkan.
Contoh enetrpreuner yang tidak bisa diajarkan adalah :
Berdasarkan pengalaman yang dialami sendiri atau bisa dilihat pada situs www.geraidinar.com pada artikel terbaru “Pelajaran Yang Tidak Bisa Diajarkan”…
7 "I" Untuk Para (Calon) Entrepreneur...
Mengikuti anjuran Rasulullah SAW melalui hadits yang berbunyi : “Kalimat hikmah (perkataan yang baik/bijaksana) adalah senjatanya orang mukmin, dimanapun ia mendapatkannya maka dia lebih berhak untuk mengambilnya” (HR. Tirmidzi/Ibnu Majjah), maka kali ini kita mengambil pelajaran dari kiat sukses salah seorang pengusaha keturunan yang terkenal di Indonesia.
Setelah saya selaraskan dengan nilai-nilai Islam, maka kiat sukses ini disajikan dalam 7 "I" berikut :
1. Iqro
2. Intelligence
Intelligence adalah kemampuan untuk mengangkap dan mempelajari fakta kemudian trampil pula mengolahnya. Informasi yang sama berseliweran di depan kita semua, namun sebagian kita bisa menangkap kemudian mengolahnya menjadi suatu usaha – sebagian yang lain tidak menangkap apa –apa, faktor intelligence inilah yang sangat berperan dalam hal ini. Karena berupa ketrampilan atau skills otak, maka intelligence ini bisa diasah atau dilatih. Bila diasah untuk ketrampilan mengolah peluang usaha misalnya, maka pemilik intelligence ini akan memiliki apa yang disebut business acumen yaitu kemampuan untuk secara cepat memahami situasi kemudian cepat pula mengambil keputusan bisnisnya.
3. Intuisi
Kadang sebuah informasi tidak begitu jelas, antara ada dan tiada. Namun bagi entrepreneur yang berbakat dan berketrampilan, dia sudah bisa mengambil keputusan berdasarkan intuisi-nya.
Intuisi adalah pengetahuan atau kepercayaan tentang sesuatu berdasarkan instink, tanpa harus membuktikan bahwa sesuatu itu ada beneran atau tidak. Intuisi tentang suatu bidang usaha – lagi-lagi bisa diasah dengan pengalaman dan praktek di lapangan.
4. Ilham
5. Inisiasi
Setelah kita menangkap peluang, mengolahnya dengan cerdas, instuisi kan ini peluang yang baik dan hati kecil kita pun comfortable dengan ide tersebut ,maka ini belum apa-apa dan tidak akan menjadi apa- apa sebelum pekerjaan mengolah peluang tersebut benar-benar di inisiasi atau dimulai.
Inilah yang paling berat, banyak orang pinter dengan berjuta ide ‘man ofideas’ tetapi tidak menjadikan satupun ide-nya diterapkan. Di perpustakaan-perpustakaan perguruan tinggi tersedia ratusan ribu atau bahkan jutaan thesis-thesis dari S1 sampai S3, namun hanya sebagian sangat kecil saja dari pemikiran-pemikiran cemerlang tersebut ter-inisiasikan dalam sesuatu yang riil. Tidak ada cara lain untuk melawan ketakutan terhadap sesuatu selain menghadapinya, maka inisiasi inilah cara kita Untuk melawan ketakutan akan gagal dalam mengimplementasikan rencana, dalam membangun usaha dan seterusnya.
6. Istiqomah
Setelah kita mulai mengimplementasikan rencana-rencana usaha kita, berbagai masalah akan bermunculan. Peluang itu berkorelasi langsung dengan risiko, artinya disetiap risiko yang kita hadapi – ada peluang bagi kita bila kita berhasil mengatasi risiko tersebut.
Yang diperlukan adalah sikap istiqomah dalam implementasi usaha, yaitu kemampuan kita untuk secara tekun dan terus menerus mengatasi masalah-masalah yang muncul dari rencana yang diimplementasikan dan tidak lari dari masalah atau kesulitan, “maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan” (QS 94:5-6).
Lebih dari itu bila usaha yang kita implementasikan adalah dalam rangka ketaatan kita kepada Sang Pencipta, misalnya diniatkan untuk menciptakan lapangan kerja yang banyak, diniatkan untuk memberi makan di hari kelaparan, maka insyaallah Allah akan menurunkan malaikatnya membantu kelancaran usaha kita. Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka (istiqomah), maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): "Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu" (QS 41:30).
7. Insya Allah
Sebagai orang beriman, kita yakin betul bahwa segala sesuatu hanya terjadi bila Allah menghendakinya terjadi. Sebaliknya, sekeras apapun kita mengusahakannya bila Allah tid`k menghendaki sesuatu itu terjadi – maka pasti tidak akan terjadi. Maka tidak ada yang bisa kita sombongkan dari segala upaya ini, karena hanya Dia-lah yang menetukan keberhasilan atau kegagalannya, yang kita bisa lakukan adalah sekedar berusaha.Lantas bagaimana kita menyikapi dengan I yang ketujuh ini untuk menunjang keberhasilan kita ?, kiat-nya adalah menyelaraskan usaha kita dengan kehendak Allah; karena yang Dia kehendaki pasti terjadi – maka bila kita bisa menangkap kehendakNya di alam ini, itulah peluang sukses terbesar kita.
Dan pada akhirnya sebelum kita memulai bisnis diminta mengisi item item dibawah ini atau maket segment yaitu :
Pasar
Cust relationship
Value Proportion
Key Resourche
Key activity
Key Partner
Cost Struktur
Selanjutnya kita diajak oleh Pak Iqbal ke Peternakan kambing etawa dan perkebunan Alfaafa.
Silahkan ikuti blognya Pak Iqbal www.geraidinar.com , disana kita akan banyak ilmu yang kita dapati dan insya Allah akan terinspirasi dari tulisan-tulisan pak Iqbal untuk berwirausaha yang sesuai dengan syariah Islam.
Semoga!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar