PERGERAKAN HARGA DINAR DALAM 24 JAM

Kamis, 27 September 2012

Menduga Harga Emas Dengan Dollar Base Money…


Banyak cara orang untuk memprediksi harga emas kedepan, semuanya memiliki argumennya sendiri. Maka melalui tulisan ini saya perkenalkan cara yang menurut saya sendiri cukup akurat. Saya menggunakan teori supply and demand yang sederhana saja. Bila Dollar dan emas kita anggap sebagai barang dengan supply and demand-nya masing-masing, maka interaksi keduanya akan membentuk harga yang menarik.

Untuk keperluan ini saya gunakan data supply uang yang paling dasar yaitu yang disebutbase money atau the monetary base. Ini adalah uang yang paling likwid yang terdiri dari uang koin, uang kertas dan cadangan bank komersial di bank sentral. Data untukbase money Dollar saya ambil dari datanya the Fed.

Data ini kemudian saya padukan dengan data harga emas internasional yang disajikan oleh Kitco. Untuk keperluan analisa sederhana ini saya hanya ambil data per enam bulan – sejak pertengahan tahun 2008 sampai sekarang. Tahun 2008 saya pilih karena tahun tersebut adalah tahun dimana konsep Quantitative Easing mulai diperkenalkan, jadi penggelembungan uang Dollar terjadi mulai tahun itu.

Perhatikan sekarang perkembangan US$ base money yang saya padukan dengan pertumbuhan harga emas dalam grafik berikut :

Base Money vs Gold

Secara kasat mata dua grafik tersebut sangat berhubungan satu sama lain. Hubungan ini dalam statistik bisa dilihat dari correlation coefficient-nya yang sampai 99.87%, artinya kurang lebih ya sangat sangat berhubungan.

Nah sekarang kita amati yang garis base money dahulu, mengapa base money Dollar melonjak menjadi lebih dari tiga kalinya dari pertengahan tahun 2008 (US$ 833 Milyar) menjadi US$ 2,615 Milyar pertengahan tahun ini ?. Antara lain karena selama periode ini ada dua kali QE yait QE 1 dan QE 2 yang masing-masing nilainya US$ 600 Milyar.

Dapat kita katakan bahwa QE ternyata membawa peningkatan base money yang lebih besar dari jumlah QE itu sendiri. Bila total QE dari 2008 sampai dengan pertengahan tahun ini hanya US$ 1,200 Milyar ; US base money-nya ternyata bertambah sebesar US$ 1,782 atau mendekati 1.5 kalinya.

Kita lihat harga emas dalam periode yang sama tersebut melonjak dari US$ 899/Ozt ke US$ 1,600. Atau secara rata-rata setiap tambahan 1 Milyar Dollar base money, menaikkan harga emas dunia dalam Dollar sebesar sekitar US$ 0.65/Ozt.

Sekarang kita lihat kedepannya seperti apa kira-kira harga emas dunia dalam Dollar. QE III atau yang di pasar disebut QE-infinity, intinya merupakan rencana the Fed untuk mebanjiri ekonomi Amerika dengan tambahan US$ 40 Milyar/bulan tanpa batas yang ditentukan. Untuk sementara  ini batas itu diperkirakan 2015 saat mereka berharap ekonominya pulih.

Jadi dari sekarang sampai akhir 2014 akan ada 27 bulan kali US$ 40 milyar atau US$ 1,080 Milyar uang baru ditambahkan oleh the Fed ke ekonomi Amerika. Bila dampaknya ke base money sama dengan QE 1 dan QE 2, maka dari sekarang sampai akhir 2014 akan ada kenaikan Dollar base money sebesar 1.5 x US$ 1,080 Milyar atau US$ 1,620 Milyar.

Dari sini kita bisa hitung harga emas sampai akhir 2014 kira-kira akan bertambah 0.65 x US$ 1,620 atau bertambah sekitar  US$ 1,053/Ozt. Kalau sekarang harga emas di kisaran US$ 1,760/Ozt, maka akhir 2014 harga emas dunia akan berkisar di angka US$ 2,813/Ozt atau akan mengalami pertumbuhan mendekati 60% dari sekarang.

Namanya juga dugaan, tentu saya bisa saja keliru. Tetapi yang jelas palu the Fed sudah diketok, QE-Infinity sudah digelindingkan. Kita hanya tahu apa dampaknya QE ini terhadap harga emas - yang berarti juga daya beli uang kertas kita - dari apa yang sudah terjadi dengan dua QE sebelumnya. Maka apa salahnya kita belajar dari apa yang sudah terjadi ini, kemudian kita memproteksi diri dari dampak buruknya yang sudah terbukti selama ini. Wa Allahu A’lam

Menjadi Super Entrepreneur Di Negeri Dengan Ranking 129…


Dengan penduduk dunia yang mendekati 7 milyar orang saat ini, pemenuhan kebutuhan pokok penghuninya menjadi tantangan tersendiri. Makanan, energi dan air  menjadi problem utama untuk dapat diatasi. Menyusul kebutuhan lainnya yang juga sangat mendesak seperti kesehatan, perumahan dan pendidikan. Siapakah yang akan mengatasi masalah-masalah ini ?, pemerintah kah ?, sebagian ya – tetapi itu tidak cukup. Salah satu harapan itu ada pada para entrepreneur, mengapa ?

Siapa yang akan mengambil resiko untuk mengolah tanah-tanah gersang untuk ditanami bahan makanan ? siapa yang akan mencoba bibit-bibit tanaman baru ? siapa yang akan menanam pohon-pohon agar terbentuk cadangan air jangka panjang ? siapa yang akan mengeksplorasi sumber-sumber energi baru ? dlsb.dlsb.

Intinya negeri ini sangat membutuhkan sebanyak mungkin entrepreneur, yaitu orang yang mau mengambil resiko untuk mengimplementasikan ide-idenya dalam bentuk usaha/enterprise , siap menerima dan bertanggung jawab apapun hasilnya.

Entrepreneur adalah orang yang bukan hanya mengatasi problem dan memenuhi kebutuhan sesama saat ini, dia juga harus mampu mengantisipasi masalah atau kebutuhan dan memikirkan solusinya sebelum masalah atau kebutuhan itu muncul di masa yang akan datang.

Dengan peran yang begitu besar di masyarakat, apakah kita di negeri ini sudah cukup keras berusaha melahirkan para entrepreneur-entrepreneur ini ?.  Jawabannya akan saya sarikan dari laporan World Bank terakhir yang dituangkan dalam Doing Business 2012.

Dari sisi kemudahan usaha di 183 negara yang di survey, kita yang di Indonesia menduduki ranking 129 turun dari ranking 126 tahun sebelumnya. Semaking besar angka ranking ini semakin sulit berusaha. Ranking 1 adalah yang paling mudah dan ranking 183 adalah yang paling sulit, bisa kita bayangkan sesulit apa ranking 129 ini maknanya.

Sebagai pembanding dengan negeri tetangga, Singapore adalah ranking 1, Tailand 17, Malaysia 18, Brunei 83, Vietnam 98, Philippine 136 dan Timor Leste 168. Kita hanya lebih mudah sedikit dibandingkan Philippine dan Timor Leste, tetapi jauh tertinggal dari jiran-jiran terdekat kita.

Bila ranking tersebut diperinci lebih jauh, maka ranking untuk memulai usaha baru kita menjadi lebih sulit lagi yaitu di urutan 155, urusan pajak di ranking 131, urusan pemberlakukan kontrak di urutan 156, urusan kepailitan di urutan 146, urusan perlistrikan di urutan 161.

Untuk fair-nya, ada juga yang lebih baik yaitu perijinan property di urutan 99, perolehan credit 126, perlindungan investor 46, dan perdagangan lintas batas di urutan 39.

Lantas apa maknanya semua ranking tersebut di atas ? tergantung dari apa atau di mana kedudukan kita. Masing-masing kita harus berbuat sesuai dengan kedudukan kita, "…Hai kaumku, berbuatlah menurut kedudukanmu, sesungguhnya aku pun berbuat. Kelak kamu akan mengetahui, siapakah yang akan memperoleh hasil yang baik dari dunia ini (di akhirat nanti). Sesungguhnya, orang-orang yang lalim itu tidak akan mendapat keberuntungan.” (QS 6 : 135)

Maka bagi Anda yang memegang otoritas yang terkait dengan kemudahan-kemudahan usaha tersebut di atas, permudahlah segala urusan semaksimal mungkin yang Anda bisa. Kemudahan yang Anda berikan akan memiliki multiplier effect pada lahirnya para entrepreneur baru dan berarti juga solusi-solusi baru bagi problem dan kebutuhan masyarakat.

Bagi Anda yang akan menerjuni dunia entrepreneur, jangan jadikan berbagai kesulitan yang akan Anda hadapi sebagai penghalang.  Persiapkan diri Anda untuk menghadapinya dan jadikanlah berbagai kesulitan itu sebagai tantangan untuk ditaklukkan.

Bila orang kebanyakan di Singapore bisa jadi entrepreneur, itu wajar karena di negeri dengan ranking 1 dalam kemudahan usaha selama beberapa tahun berturut-turut itu segalanya memang mudah. Tetapi bagi Anda yang akan menjadi entrepreneur di negeri dengan ranking 129 ini, bukan orang kebanyakan yang bisa melakukannya. Diperlukan super entrepreneuruntuk bisa menaklukkan seluruh tingkat kesulitan yang akan Anda hadapi.

Andalah super entrepreneur itu, karena Anda bisa menjadi entrepreneur di negeri dengan ranking 129 ini ! Insyaallah.

Jumat, 21 September 2012

Bocoran Cartoonomics : Ekonomi Kita-Kita…


Suatu hari saya sempatkan baca buku pelajaran ekonomi dari anak saya yang masih duduk di SMP, untuk melihat apa kira-kira isinya. Tidak mengejutkan bagi saya kalau ternyata ekonomi yang diajarkannya sama sekali belum menyentuh sedikitpun ekonomi Islam. Ini juga diakui oleh teman saya yang menjadi dosen di fakultas ekonomi perguruan tinggi negeri ternama, dia malah menambahkan katanya pelajaran ekonomi yang ada sekarang dari SD sampai S3 masih full riba.


Maka melalui program cartoonomics – ilmu ekonomi versi kartun, kami berniat mensosialisasikan konsep ekonomi Islam itu agar sampai generasi muda kita. Bentuknya nanti kurang lebih seperti bocoran terlampir, insyaallah akan diterbitkan dalam buku-buku yang murah agar mudah menyebar seluasnya. Bila Anda tertarik untuk terlibat dalam project ini, kami masih terus membutuhkan ide-ide kreatif, bakat-bakat menggambar, jago-jago pemasaran produk sejenis dlsb. Silahkan hubungi kami di menu kontak.

 




 

Bersyirkah Dalam Tiga Hal…


Seribu empat ratus tahun lebih sebelum manusia modern mencemaskan tiga kelangkaan yang disebut FEW (Food, Energy and Water) atau makanan, energi dan air, Uswatun Hasanah kita telah memberikan solusinya untuk umat ini dalam sabda beliau : “Orang-orang muslim itu bersyirkah dalam tiga hal, dalam hal padang rumput, air dan api” (Sunan Abu Daud, no 3745).

Hadits di atas menguatkan keyakinan kita akan kebenaran tuntunan agama ini, sebagai agama akhir jaman – dimana kita tidak akan pernah tersesat selamanya selama kita berpegang pada dua pegangannya yaitu Al-Qur’an dan Al Hadits.

Di dunia yang semakin kapitalis, sumber-sumber kehidupan seperti lahan, air dan api (selanjutnya saya sebut energi) diperebutkan oleh kelompok-kelompok manusia dengan serakahnya. Yang kuat tentu menjadi pemenangnya, menyisakan mayoritas manusia dalam kekurangan.

Padang rumput yang mewakili lahan produksi, kini tinggal segelintir orang saja yang masih menguasainya – bahkan menguasainya secara berlebihan. Ada keluarga yang menguasai lahan begitu luasnya sehingga mampu membuat tiga kotanya sendiri di seputar Jakarta. Bahkan pernah ada di negeri ini kelompok usaha yang menguasai hak pengelolaan hutan seluas kerajaan Inggris !

Yang lainnya bagaimana ?, mayoritasnya berjuang dengan kerja keras hanya untuk bisa menguasai lahan beberapa puluh atau ratus m2 untuk rumahnya – inipun banyak yang tidak terjangkau. Kepemilikan lahan pertanian yang waktu saya kuliah dahulu masih di kisaran 0.25 ha/keluarga, konon kini tinggal sekitar 0.10 ha/keluarga karena telah dipecah-pecah menjadi bagian anak-anak dari pemilik sebelumnya (waris).

Air bersih yang dahulu mudah kita ambil sendiri dari sumur-sumur kita, kini selain jumlahnya yang menyusut – pencemaran dan intrusi air laut telah membuat air tanah dari sebagian besar kota tidak lagi layak minum. Penduduk yang kaya di perkotaan masih bisa membeli air dengan relatif murah dari PDAM setempat, ironinya justru penduduk miskinnya membayar air dengan harga lebih mahal melalui jerigen-jerigen yang dijajakan dalam kereta dorong tukang air.

Api atau energi yang mestinya tersedia cukup untuk semua orang, kembali hanya yang mampu yang punya pilihan. Ketika pemerintah pusing dengan subsidinya, yang mampu tetap bisa membeli bahan bakar non subsidi atau bahkan bahan bakar yang dijajakan oleh pompa-pompa bensin asing.

Lha yang miskin bagaimana ?, mereka dahulu terbiasa membeli minyak tanah secara eceran satu - dua liter atau bahkan kurang dari satu liter – karena penghasilan mereka hari itu harus dibagi-bagi sebagian untuk beras, sebagian untuk minyak sebagai bahan bakar untuk memasaknya. Kini untuk mampu membeli gas 3 literan-pun mereka harus menabung dahulu dari penghasilannya beberapa hari.

Gejala kelangkaan pangan, energi dan air itu begitu nyata dan akan semakin parah dampaknya pada generasi-generasi yang akan datang kecuali bila kita bisa mulai berbuat membalik arahnya pada generasi ini.

Dengan apa kita bisa berbuat ini ? bukan dengan revolusi, redistribusi aset atau istilah-istilah lain yang  menyeramkan bagi sebagian orang. Kita bermain sesuai dengan jamannya, dengan bahasa kaumnya !, bila lahan-lahan yang luas itu hanya bisa diselamatkan dengan membelinya – maka marilah kita rame-rame yang mampu membelinya.

Setelah lahan-lahan luas tersebut berhasil kita kuasai rame-rame, maka kita akan bisa menerapkan kembali konsep yang diungkapkan dalam hadits tersebut di atas. Kita bisa bersyirkah dalam pengelolaan lahan produksi, energi dan air.

Itulah sejatinya latar belakang pemikiran KKP (Kepemilikan Kebun Produktif) yang kami gagas, agar rame-rame umat ini dapat kembali menguasai lahan. Setelah dikuasai, dimakmurkan bersama untuk produksi pangan – sehingga tidak melanggengkan ketergantungan pada produksi bahan pangan impor. Untuk produksi energi, sehingga yang miskin-pun bisa punya pilihan energinya – produksi bioethanol misalnya akan memungkinkan untuk tujuan ini. Untuk memperbaiki cadangan air dalam tanah – sehingga mengamankan kebutuhan air untuk anak cucu, tanaman-tanaman jangka panjang akan bisa menjadi sarana untuk ini.

Solusi untuk segala macam persoalan kita itu sudah ada di grand design-Nya yang sempurna, yaitu Al-Qur’an dan sunah RasulNya – kita hanya tinggal terus menggali dari keduanya agar tidak pernah tersesat selamanya – InsyaAllah.

Jumat, 14 September 2012

QE – Infinity dan Maknanya Bagi Kemakmuran Kita…


Beberapa jam lalau the Fed-nya Amerika mengumumkan program penggelembungan balance sheet-nya yang ketiga  dalam empat tahun terakhir. Program yang oleh pasar disebut Quantitative Easing (QE) ini oleh the Fedsendiri disebutnya sebagai Large Scale Asset Purchase (LSAP). Apapun penyebutannya apakah QE atau LSAP, itu tidak penting bagi kita – tetapi yang penting untuk kita ketahui adalah apa makna ini semua bagi kemakmuran kita.

Setiap kali QE diluncurkan, the Fed sejatinya sedang memperkaya diri  (menggelembungkanbalance sheet-nya). Dengan apa ?, dengan uang baru yang dicetaknya dari awang-awang. Karena adanya sejumlah ‘uang baru’ ini supply uang di pasar bertambah sedangkan sisidemand-nya yaitu transaksi barang dan jasa yang membutuhkan uang tersebut tidak serta merta bertambah dengan proporsi yang sama.

Walhasil seperti hukum supply and demand pada umumnya, ketika supply melebihi demandmaka harga jatuh. Karena supply itu kali ini adalah uangnya the Fed yaitu US$, maka setiap kali QE dilakukan – selalu diikuti dengan kejatuhan nilai tukar US$ itu terhadap barang dan jasa. Itulah sebabnya beberapa menit setelah pengumuman the Fed semalam, harga emas langsung melonjak di atas US$ 1,660/ozt. Harga emas dunia dalam Dollar merupakan indikator paling akurat untuk melihat penurunan daya beli Dollar terhadap komoditi riil seperti kebutuhan kita sehari-hari.

Kalau QE 1 membawa harga emas dari kisaran US$ 800-an ke angka US$ 1,200-an dalam periode dua tahun kemudian (2008-2010) ; kemudian QE 2 membawa harga emas dari kisaran US$ 1,200 ke US$ 1,600 (2010-2012); maka berapa harga emas akan dilambungkan oleh QE 3 ini ?, tebakan yang paling mudah adalah US$ 2,000 sampai dua tahun mendatang (2012-2014).

Namun ada perbedaannya antara QE sekarang dengan dua  QE sebelumnya. Bila dua QE sebelumnya sudah diberi batasan nilai masing-masing US$ 600 milyar, maka QE sekarang dibuat dalam open-ended statement yang berbunyi “…will continue until economic conditions improve - …akan terus dilakukan sampai kondisi ekonomi membaik”. Artinyathe Fed dapat terus menggelembungkan asset-nya kapan saja dan berapa saja yang mereka butuhkan sampai ekonomi Amerika Serikat dipandangnya cukup membaik.

Dengan QE yang tidak diberi batasan atau di pasar disebut QE-infinity ini, dampak QE kali ini terhadap inflasi barang-barang atau yang terwakili oleh harga emas-pun menjadi tidak terbatas. Bila pelaksanaan QE itu ‘dicicil’ perbulan, maka setiap bulan akan ada motor penggerak inflasi baru ya EQ tadi.

Tetapi apakah penurunan daya beli US$ akan serta merta diikuti dengan penurunan daya beli uang lain di dunia seperti Rupiah ?, seharusnya memang tidak. Bila US$ daya belinya turun – Rupiah mestinya tidak harus ikut turun. Namun karena cadangan devisa kita juga tersimpan dalam US$ yang kini nilainya mencapai sekitar US$ 109 milyar, transaksi ekpor –impor kita mengunakan US$ dlsb. maka langsung ataupun tidak langsung dampak penurunan daya beli US$ itu akan mengimbas pada uang Rupiah kita juga.

Lantas bagaimana agar jerih payah kita semua tidak terus tergerus daya belinya oleh inflasi yang nampaknya akan berslangsung secara ‘infinity’ tersebut di atas ?. Yang terbaik adalah mengamankan hasil jerih payah kita dalam bentuk benda riil – yang nilainya terbawa pada benda itu sendiri, bukan nilai di atas kertas.

Apa contohnya ?, yang terbaik adalah barang dagangan bila Anda pandai berdagang – karena disamping nilainya terjaga, ketika berputar barang dagangan tersebut memberikan hasil.

Bila Anda belum pandai berdagang, pilihan berikutnya adalah asset produktif seperti ruko yang disewakan, asrama, kantor dan lain sebagianya. Investasinya  sendiri mampu mempertahankan nilai (tanah dan bangunan), hasil sewanya menjadi pendapatan rutin bagi pemiliknya.

Di antara asset produktif yang juga kami  rekomendasikan adalah sawah atau kebun yang dimakmurkan dengan berbagai tanaman di atasnya. Tanah sawah atau kebunnya sendiri merupakan asset yang mampu mempertahankan nilai, panenan dari tanaman di atasnya menjadi hasil investasi yang menjanjikan dan sangat bermanfaat bagi masyarakat luas.

Berkebun memiliki nilai lebih yang tidak terhitung dengan uang, bukan hanya mempertahankan nilai dan memberikan hasil panenan – berkebun ikut menyediakan/mempertahankan udara bersih dan mempertahankan cadangan air yang keduanya sangat dibutuhkan untuk kelangsungan umat manusia di muka bumi ini. Barangkali ini pula hikmahnya mengapa kita tetap disuruh menanam benih yang ada di tangan kita meskipun seandainya rangkaian peristiwa hari kiamat sudah mulai.

Bila berdagang belum bisa, berkebun-pun belum memungkinkan – maka pilihan berikutnya yang mudah dan proven ya dengan apa yang kita perkenalkan di situs ini yaitu Dinar. Anda yang mengikuti pergerakan Dinar ini sejak sebelum QE 1, Anda tahu bahwa nilai Dinar Anda sudah melonjak lebih dari dua kalinya ?, itu menunjukkan bukti bahwa emas terbukti mampu dengan sangat baik mempertahankan nilai ketika mata uang kertas di seluruh dunia mengalami penurunan daya belinya.

Saat ini kami sedang mematangkan program kombinasi antara pilihan pertama dan kedua tersebut di atas. Kami akan dapat menyediakan resources yang cukup untuk lahan, bibit tanaman, keahlian, pupuk-pupuk organic, pasar dlsb bagi masyarakat yang ingin belajar berkebun – sementara sambil mempersiapkan segala sesuatunya dana investasi sebelum digunakan (untuk membayar lahan, bibit dlsb) dipertahankan dalam bentuk Dinar.

Dengan demikian modal investasi aman terproteksi nilainya, dan ketika kesempatan itu datang – siap diproduktifkan dengan manfaat yang optimal. Bila Anda mengikuti program ini nantinya, maka Dinar Anda akan berganti menjadi lahan-lahan yang hijau penuh tanaman produktif  di atasnya, lahannya adalah hak milik Anda dan demikian pula hasilnya.

Bagi yang tertarik dengan program yang kita sebut KKP ini – Kepemilikan Kebun Produktif - ‘show units’ dari kebun-kebun ini sudah bisa dilihat di kebun kami di Jonggol untuk skala mini atau mikro dan di Blitar untuk commercial full-scale-nya. Tanah menjadi milik Anda (SHM), dan pilihan tanamannya pun pilihan Anda.

Program kepemilikan kebun produktif ini akan kami mulai perkenalkan detilnya bersamaan dengan acara Pesantren Wirausaha dan ‘Tour de Kebun’  yang berlangsung antara tanggal 15-16 September 2012 di kebun Blitar kami dengan tema “Restorasi Enterpreneurship Muslim”. 

Barangkali inilah hikmahnya, ketika Amerika sedang melakukan langkah penurunan daya beli uangnya secara ‘infinity’ – tidak terbatas; maka waktunya kita untuk menyadari dan mensyukuri bahwa karunia Allah-lah yang secara ‘infinity’ ditaburkan di bumi ini untuk kita; untuk manusia yang diciptakanNya dari bumi (tanah) dan dijadikanNya pula sebagai pemakmurnya ! InsyaAllah.

Kamis, 13 September 2012

Wawasan dan Fokus…


Suatu hari Arjuna ingin mengasah keterampilan memanah dari muridnya – yang kemudian menjadi istrinya – Srikandi. Diajaknya Srikandi ke hutan dan mulai membidik sasaran. Ketika Srikandi mulai menarik busur panah dan hendak melepaskan anak panahnya, sang Arjuna berbisik : “ Tungggu dahulu, apa yang kamu lihat istriku ?”.  Sang istripun menjawab : “ Aku melihat hutan…”,  maka sang suami segera memegang tangan istrinya dan berkata : “tunggu dahulu, jangan dilepaskan anak panahmu…”.

Setelah beristirahat sejenak, latihan pun dilanjutkan. Ketika Srikandi menarik busur dan siap melepaskan anak panahnya, suaminya kembali bertanya : “Apa yang sekarang kamu lihat istriku ?”. Istrinya menjawab : “Aku melihat pohon”. Kembali sang suami memegang tangan istrinya dan berkata : “ Tunggu dahulu, belum saatnya…, jangan dilepaskan anak panahmu…”.

Pelajaran-pun berlanjut, Ketika Srikandi menarik busur dan merasa siap betul untuk melepaskan anak panahnya, lagi-lagi suaminya kembali bertanya : “Apa yang sekarang kamu lihat istriku ?”. Istrinya menjawab : “Aku melihat burung sekarang”. Tetapi suaminya belum merasa puas, sang suami-pun memegang tangan istrinya dan kembali berkata : “Belum cukup istriku, jangan dilepaskan dahulu anak panahmu…”.

Setelah istirahat cukup, menenangkan diri dan mengkonsentrasikan pikiran, pelajaran dilanjutkan lagi. Setelah Srikandi dengan tenang dan fokus menarik busurnya, sang suami kembali bertanya : “Apa yang kamu lihat sekarang…?”. Sang istri menjawab dengan tenang : “Aku sekarang hanya melihat mata burung…!”. Kali ini suaminya memberikan instruksi : “Sekarang lepaskan anak panahmu…”.

Srikandi seolah tidak mendengar instruksi sang suami, matanya tetap fokus ke mata burung yang dilihatnya tetapi dia tidak tega untuk memanahnya. Sampai berulang-ulang suaminya memberi instruksi “lepaskan…, lepaskan…, lepaskan…”. Anak panah itu tidak dilepaskan oleh Srikandi dari busurnya, sampai sang burung terbang kembali dengan bebasnya.

Penasaran dengan apa yang dilakukan oleh istrinya, sang Arjuna berkata : “Mengapa kamu tidak lepaskan anak panahmu, padahal kalau kamu lepaskan pasti kena bidikanmu…”. Istrinya menjawab : “betul aku tahu, anak panah itu akan tepat mengenai sasaran…tetapi justru karena itu aku tidak mau melepaskannya karena burung yang aku panah itu akan mati sia-sia…”.

Sang arjuna-pun mengerti dan menghargai alasan istrinya, maka pada pelajaran berikutnya tidak digunakan benda hidup sebagai sasaran memanah. Dipilihnyalah sawo kecik (sawo yang matangnyapun tetap berukuran kecil) di pohonnya yang tinggi.

Ketika sang istri sudah siap dengan busur yang ditariknya, sang Arjuna hendak bertanya – namun sebelum sempat bertanya istrinya sudah melepaskan anak panahnya dan tepat mengenai tangkai dari sawo kecik yang dibidiknya.

Setelah mengambil sawo yang terjatuh dalam kondisi utuh – karena yang dipanah tangkainya bukan sawonya, dengan penasaran dia kembali bertanya ke istrinya : “Bagaimana kamu bisa memanah tangkai sawo yang hanya sebesar lidi, padahal aku belum memberikan perintahnya untuk melepaskan anak panahmu ?.

Sang istri menjawab : “maafkan aku suamiku, aku tahu itu yang akan engkau perintahkan karena itu yang terbaik. Bila aku panah sawonya, tentu itu lebih mudah – tetapi sawonya akan menjadi hancur dan tidak berguna. Dengan memanah tangkainya – yang lebih sulit, sawo tetap utuh dan masih bisa dimakan oleh manusia atau hewan yang membutuhkannya.”

Dialog dalam pelajaran memanah ini mengandung banyak pelajaran untuk kita yang terjun ke dunia usaha.

Pertama, bagi kita yang pemula di dunia usaha – kita membutuhkan mentor yang berwawasan luas tetapi juga mampu melihat detil. Mentor yang bisa melihat hutan, kayu, burung sampai mata burung.

Kedua untuk pelaku usaha itu sendiri, dia butuh fokus yang sangat tajam – sebelum dia bener-bener menerjuni usaha yang dipilihnya.

Ketiga, usaha apapun yang kita lakukan – tidak boleh menimbulkan kemubadhiran, membunuh binatang yang tidak perlu, memboroskan hasil alam yang terbatas dlsb.

Keempat, bangun komunikasi yang baik – sehingga perintah tidak selalu harus diucapkan.

Kelima, buka pikiran dan hati…, hargai pendapat dan keputusan mitra Anda kalau memang itu yang terbaik. Wa Allahu A’lam.