PERGERAKAN HARGA DINAR DALAM 24 JAM

Jumat, 30 Desember 2011

Catatan Akhir Tahun 2011 : Apakah Dinar/ Emas Masih Menguntungkan…?

Oleh Muhaimin Iqbal   
Sabtu, 31 December 2011 07:45
Karena tanggal 31 Desember 2011 jatuh pada hari libur tidak ada transaksi di pasar, maka transaksi terakhir di pasar emas dunia untuk 2011 adalah bersamaan dengan ditutupnya pasar New York tanggal 30  Desember 2011 sore hari atau pagi ini waktu Indonesia. Harga emas dunia ditutup pada harga US$ 1,568/Ozt , dan harga Dinar ditutup pada angka Rp 2,170,891. Dengan angka penutupan seperti ini, apakah investasi Dinar atau emas masih menguntungkan sepanjang tahun 2011 ?

Jawabannya tergantung kapan Anda mulai investasinya dan dari mana asal uangnya. Bila Anda sudah mulainya setahun lalu, maka investasi Dinar Anda memberikan kisaran hasil 23 % atau bila dipotong selisih harga jual dan harga beli 4 % (bisa ditekan tinggal 2 % bila Anda jual ke sesama pengguna yang juga kita fasilitasi melalui jual less 1%), hasil bersih investasi ini masih di kisaran 19 % - 21 % - atau sekitar  tiga kali hasil bersih deposito.

Bila Anda mulai investasinya baru dalam 4 bulan terakhir, dipastikan Anda rugi karena Dinar mengalami trend penurunan yang significant sejak September 2011.

Yang menarik adalah bila dilihat sumber dana yang Anda gunakan untuk investasi emas ini. Hasil bersih setahun terakhir yang berada di kisaran 19%-21% tersebut diatas hanya berlaku bila dana yang Anda pakai untuk membeli emas/Dinar adalah uang Anda sendiri.

Bila dana yang Anda gunakan untuk investasi adalah uang bank atau uang pinjaman lainnya, maka hasil bersih yang 19%-21 % akan nyaris habis karena ongkos modal yang Anda gunakan (biaya gadai misalnya) berada di kisaran angka 18%. Hasil bersih yang hanya 1%- 3 % (setelah dipotong ongkos modal), tidak cukup menarik untuk mengimbangi jerih payah dan sport jantung Anda.

Itulah sebabnya melalui berbagai tulisan sejak lebih dari dua tahun lalu,  saya sudah mengingatkan agar masyarakat tidak berspekulasi dengan membeli emas menggunakan dana pinjaman atau gadai. Kecuali bila dana pinjaman atau gadai ini untuk kegiatan produktif riil  (bukan dari naik turunnya harga) yang menghasilkan nilai lebih besar dari ongkos dana-nya, atau yang saya sebut Gold Based Capital.

Lantas bagaimana dengan tahun 2012 ?.  Parkiraan saya akan  banyak factor yang bisa mendorong harga emas ke atas, antara lain adalah pengaruh jangka panjang dariQuantitative Easing dalam berbagai namanya selama krisis AS dan Eropa 2011. Yang juga bisa melejitkan harga emas dunia 2012 adalah bila krisis Iran – AS yang hari-hari ini memanas terus ter-eskalasi.

Tiga puluh tahun lalu, harga emas pernah melonjak dari angka US$ 215/Ozt (Januari 1979) ke angka US$ 850/Ozt (Januari 1980) ketika terjadi ketegangan antara Iran dan Amerika pada krisis penyanderaan 52 warga Amerika di Iran selama 444 hari dari tanggal 4 November 1979 s/d 20 Januari 1981.

Terlepas dari peluang naiknya harga emas dunia di tahun 2012 tersebut, sekali lagi saya tidak merekomendasikan untuk mendananinya dengan dana pinjaman, kecuali untuk kegiatan produktif.

Sejalan dengan tema sentral untuk produktif di tahun 2012 tersebut, maka resolusi saya untuk 2012 adalah Get Real…! InsyaAllah.

Déjà vu Harga Dinar, How Low Can You Go ?

Oleh Muhaimin Iqbal   
Jum'at, 30 December 2011 06:55
Tanpa terasa system kita sudah me-record secara kontinyu pergerakan harga Dinar selama empat tahun ini sehingga up and down-nya sudah cukup kita alami. Meskipun lebih banyak up-nya, pada tulisan ini saya akan menekankan waktu-waktu dimana harga Dinar lagi down seperti saat ini – untuk mengingatkan kita semua agar tidak menggunakan fluktuasi harga emas sebagai media spekulasi. Ada setidaknya 4 kali dalam 4 tahun terakhir ini saya menulis dengan judul “…How Low Can You Go ?”, karena ini kurang lebih mewakili pertanyaan-pertanyaan dari para pembaca ketika harga lagi rendah.

Tulisan pertama di blog lama saya tanggal 15 Agustus 2008 ketika harga Dinar jatuh ke angka Rp 1,123,000,- turun 13.5 % dari harga tertinggi 5 bulan sebelumnya pada angka Rp 1,299,000,- tanggal 17 Maret 2008. Tulisan kedua tanggal 7 April 2009 ketika harga Dinar berada pada angka Rp 1,436,000, atau turun 12 % dari angka tertinggi kurang dari dua bulan sebelumnya yang sudah sempat mencapai Rp 1,640,000,- tanggal 21 Februari 2009.

Tulisan ketiga adalah tanggal 26 September 2011 ketika harga Dinar jatuh ke angka Rp 2,152,233 atau turun 10 % dari angka tertinggi hanya sepekan sebelumnya pada harga Rp 2,396,735,-. Tulisan keempat adalah tulisan ini pada saat harga berada pada angka Rp 2,142,000,- atau lebih rendah 11 % dari angka tertinggi 4 bulan sebelumnya pada angka Rp 2,396,734 tanggal 19 September 2011. 

Harga Dinar Emas 2007-2011 

Tiga tulisan sebelumnya (keempat dengan yang ini) memang saya tulis dengan judul yang sama karena memang nuansa dan waktunya sama, yaitu ketika pembaca banyak sekali yang menanyakan “apakah masih bisa turun lagi, seberapa rendah, dlsb.” Ini adalah peristiwa yang dalam bahasa Perancis disebut déjà vu atau secara harfiah artinya ‘pernah melihat sebelumnya…’. 

Setidaknya melalui tiga tulisan sebelumnya kita pernah melihat harga emas jatuh secara significant, tetapi kemudian setelah itu kembali ke trend jangka panjangnya yaitu naik. Ketika jangka pendek harga emas bisa turun sampai belasan persen hanya dalam beberapa bulan saja, rata-rata kenaikannya masih berada di sekitar angka 25% per tahun dalam 4 tahun terakhir. Atau secara kumulatif harga Dinar telah naik sekitar 142 % sejak system kami mencatat harganya secara kontinyu seperti yang tertuang dalam grafik diatas.

Banyak pelajaran sebenarnya dari grafik tersebut diatas, tetapi intinya jangan panik oleh penurunan harga Dinar atau emas jangka pendek. Apakah ini berarti bahwa rezim harga emas yang lagi rendah sekarang akan kembali naik seperti dalam tiga peristiwa sebelumnya ? Wa Allahu A’lam, tidak ada yang bisa menjamin. Tetapi peluang ke arah sana tentu besar – meskipun bisa jadi dalam waktu dekat turun dahulu sebelum kembali ke trend jangka panjangnya yang naik.

Lantas seberapa besar peluang naiknya dan sampai berapa ? ilustrasi grafik dibawah dapat memberikan gambaran kasarnya.

Trend Harga Dinar Emas 2007-2011

Dengan peluang di atas 90%, berdasarkan statistik 4 tahun terakhir trend harga Dinar mengikuti persamaan polynomial y (emas)=008x2 - 0.2164x + 279425. Dengan formula ini harga Dinar empat tahun ke depan akan berada di kisaran Rp 2,310,000 (2012) ; Rp 2,950,000 (2013) ; Rp 3,740,000 (2014) dan Rp 4,680,000 (2015). Angka-angka ini sekali lagi menguatkan bahwa emas atau Dinar bukan ‘mainan’ jangka pendek, bagi Anda yang sudah mengenal Dinar dalam empat tahun terakhir pasti sudah bisa merasakannya. 

Tentu saja angka-angka ini hanya perkiraan statistik semata, yaitu bisa benar bila seluruh faktor-faktor yang mempengaruhi harga emas 4 tahun terakhir akan berulang dalam 4 tahun kedepan. Hasilnya akan berbeda bila faktor lingkungan yang mempengaruhinya juga berbeda. Wa Allahu A’lam.

Selasa, 27 Desember 2011

Komposisi Investasi : Asuransi, Deposito dan Dinar…

Oleh Muhaimin Iqbal   
Selasa, 14 July 2009 08:44

Sebenarnya saya enggan menulis perbandingan hasil investasi dari ketiga produk ini, yaitu asuransi, deposito dan Dinar emas karena takut oversell Dinar terhadap produk-produk lainnya. Namun karena baik asuransi maupun deposito adalah dari industri yang sudah matang dan sudah sangat baik penetrasinya di pasar,  saya pikir tidak akan mengurangi pangsa pasar mereka sedikitpun bila sebagian kecil masyarakat – mulai melirik  atau mengalihkan sebagian investasinya di Dinar.
ntuk membuat perbandingan yang adil,  data saya ambilkan dari data riil yang benar-benar bisa masyarakat peroleh dan uji di pasar. Untuk contoh aplikasi asuransi saya ambilkan dari penawaran resmi cabang syariah dari perusahaan asuransi yang tergolong terbaik di dunia apalagi di Indonesia. Untuk produk deposito saya ambilkan dari simulasi salah satu Bank Syariah kenamaan di Indonesia dalam situs resminya. Untuk Dinar, harga disimulasikan menggunakan statistik harga selama 40 tahun dari Kitco.

Dari data-data tersebut, angka yang saya ambil sebagi pembanding adalah sebagai berikut :
Untuk asuransi dari tiga scenario hasil investasi 6%, 12% dan 18 % ; saya ambil yang tengah 12 %. Untuk deposito saya ambil bagi hasil bersih setelah pajak yang jatuh pada angka rata-rata 8%. Untuk Dinar saya ambil dari rata-rata appresiasi nilai emas per tahun dari statistik 40 tahun Kitco, yaitu pada angka 31%/tahun.

Kemudian dana yang diinvestasikan sama yaitu flat Rp 500,000 per bulan sampai 12 tahun yang akan datang.  Setelah itu berhenti dan dibiarkan hasil investasinya terus tumbuh sampai 8 tahun kemudian – total periode 20 tahun. Pola investasi ini mengikuti pola pembayaran premi asuransi, yang lain (deposito & Dinar) dasamakan polanya agar bisa disandingkan apple to apple.
Hasil dari perbandingan ini saya sajikan dalam grafik logaritmik diatas, masing-masing dengan kekurangan / kelebihan sebagai berikut :

Asuransi 
Untuk produk asuransi, di tahun-tahun awal total nilai investasi (pokok dan hasil investasi) masih sangat rendah, dugaan saya karena besarnya biaya akuisisi yang dibebankan ke premi yang kita bayarkan. Saya tahu biaya akuisisi asuransi ini bisa sangat tinggi di tahun-tahun awal bahkan melebihi 50% dari premi yang kita bayarkan. 
Biaya akusisi ini selain dalam bentuk komisi keagenan; juga biaya –biaya lain untuk insentif para agen dan sales team lainnya. Tidak jarang kita baca pengumuman di media ; sekian ratus agen dari perusahaan asuransi x rame-rame tour ke luar negeri misalnya. Bahkan konon dengan bangganya ada perusahaan asuransi yang sampai mencarter  pesawat untuk meng-entertain para agen dan sales team-nya ini tour ke luar negeri. 
Pertanyaannya adalah siapa yang membayar ?; itulah bagian dari premi yang kita bayarkan yang terkonsumsi untuk apa yang disebut biaya akuisisi.

Tidak heran bila dengan berinvestasi Rp 500,000 per bulan setelah 10 tahun pokok investasi kita seharusnya sudah mencapai Rp 60 juta; tetapi di penawaran asuransi yang ada di saya nilai investasi (pokok +hasil investasi) baru mencapai sekitar 58 juta. Kemana pokok investasi dan hasil investasi kita yang disimulasikan 12 % ?; ya kepotong biaya akusisi tersebut diatas.
Jadi kelemahan mendasar pada produk-produk investasi berbasis asuransi adalah biaya akuisisi ini; lain produk lain pula struktur biayanya. Oleh karenanya bila kita hendak membeli produk asuransi, tidak ada salahnya kita cecer agen untuk men-declare struktur biaya yang akan menjadi beban kita ini.
Namun keunggulan asuransi juga ada, yaitu kalau kita meninggal sewaktu-waktu – meskipun baru membayar premi sekali, kita dapat memperoleh santunan dari dana tolong-menolong atau di syariah disebut dana tabarru’.
Kalau saya sendiri, memilih asuransi yang khusus untuk cover risiko saja yang preminya jauh lebih murah. Nama produk ini macam-macam tergantung bagaimana perusahaan menamaknannya, namun secara umum nama generik produk semacam ini biasa disebut Term-Life.

Deposito
Deposito (yang syariah tentunya) adalah investasi yang simple dan straight forward; meskipun tingkat bagi hasil bersih rata-rata disimulasikan lebih rendah dari asuransi (hanya 8% dalam contoh perbandingan ini) , nilai investasi kita (pokok plus bagi hasil) sampai periode tertentu akan lebih besar dari nilai investasi kita di asuransi.
Dalam contoh diatas, setelah 10 tahun ketika nilai investasi asuransi baru mencapai sekitar Rp 58 juta; nilai deposito kita – dengan jumlah tambahan investasi yang sama Rp 500,000/bulan - sudah mencapai Rp 92 juta !.
Mengapa ada perbedaan hasil yang menyolok  dengan asuransi ?, karena di bank tidak ada biaya akuisisi yang besar seperti biaya akuisisinya produk asuransi.
Namun deposito memang tidak diperuntukkan sebagi proteksi kalau terjadi sesuatu terhadap kita; untuk ini kita tetap perlu membeli produk asuransi – ya yang preminya murah dan untuk cover risiko saja – Term-Life tersebut diatas.

Dinar
Dinar adalah emas, oleh karenanya mengalami appresiasi sebagaimana halnya emas. Dalam 40 tahun terakhir emas mengalami appresiasi rata-rata 31 % per tahun. Jadi dengan dana yang sama Rp 500,000 yang kita belikan Dinar per bulan (karena pecahan, bisa pakai M-Dinar !) maka setelah 10 tahun nilai Dinar yang kita miliki menjadi sekitar Rp 269 juta !; jauh melebihi deposito apalagi dana asuransi.
Perbedaan ini menjadi sangat jauh lagi ketika kita lihat pada akhir periode investasi 20 tahun. Setelah 20 tahun, uang yang kita taruh di asuransi tersebut diatas menjadi Rp 162 juta ; yang kita taruh deposito menjadi Rp 224 juta dan yang kita jadikan Dinar menjadi Rp 4.1 milyar !.
Mengapa demikian menyolok perbedaannya ?. Bila deposito terkadang tumbuh dibawah inflasi (contoh tahun lalu, deposito 8 %, Inflasi 11 %); investasi asuransi tergerus biaya akuisisi ; Dinar selalu berada diatas inflasi dan tidak terkena biaya akuisisi yang besar. Inilah keunggulan investasi Dinar.
Kelemahannya bukannya tidak ada, ada juga – yaitu untuk jangka pendek bisa saja appresiasi ini bernilai negatif atau harga Dinar turun; seperti yang terjadi dalam enam bulan terakhir.

Jadi dari ketiga produk tersebut, saya sendiri menggunakan ketiganya (tidak persis sama dengan produk yang saya ulas tetapi sejenis) dengan komposisi sebagai berikut :

1). Untuk proteksi kalau terjadi sesuatu sama saya; saya membeli produk asuransi Term-Life  dari perusahaan asuransi yang terkenal/ bonafit.
2). Untuk keperluan dana jangka pendek, kurang dari enam bulan – saya gunakan produk-produk perbankan seperti deposito dan tabungan dari bank-bank nasional terbaik.
3). Untuk investasi jangka panjang saya gunakan Dinar dan usaha-usaha sector riil yang produktif.
Untuk mendisiplinkan pola investasi saya sendiri, selain tiga hal yang saya lakukan tersebut, ada tiga hal pula yang tidak saya lakukan, yaitu :

1). Tidak menaruh dana investasi di asuransi (kecuali hanya premi untuk Term-Life saja).
2). Tidak menaruh dana investasi jangka panjang (lebih dari 6 bulan) di deposito, tabungan dan sejenisnya.
3). Tidak menaruh dana untuk kebutuhan jangka pendek (kurang dari 6 bulan) di Dinar.
Mudah-mudahan analisa saya ini analisa yang adil, tidak melebih-lebihkan yang satu terhadap yang adil dan dapat memberi manfaat atau guidance yang objektif bagi masyarakat awam kaya saya. Wa Allahu A’lam.

Kamis, 15 Desember 2011

Euro Jatuh, Emas Juga Jatuh …

Oleh Muhaimin Iqbal   
Kamis, 15 December 2011 07:59
Semalam harga emas internasional mengalami kejatuhan yang sangat significant – mirip dengan kejadian 2009, yaitu turun ke titik terendah setelah beberapa bulan sebelumnya mencapai titik tertinggi. Bedanya hanya pada penyebab naik turunnya harga, dan waktu terjadinya masing-masing titik ekstrim-nya. Naik turunnya harga di tahun 2008/2009 adalah factor krisis di Amerika sedangkan turunnya harga kali ini penyebab utamanya adalah krisis di Euro Zone.

Pola pengaruh Euro dan Dollar terhadap harga emas dunia ini dapat dilihat pada grafik dibawah.  Karena harga emas dunia dihitung dengan US Dollar maka harga emas memiliki hubungan terbalik – inverse relationship – terhadap US Dollar yang diwakili oleh US Dollar Index. Kita bisa lihat pada grafik dibawah, area abu-abu yang mewakili US Dolar Index melonjak sangat significant beberapa hari terakhir.

Kinerja Euro, US Dollar dan Emas
Kinerja Euro, US Dollar dan Emas


Grafik di atas juga menunjukkan bahwa Euro-pun memiliki hubungan terbalik dengan US Dollar sama dengan emas,  atau dengan kata lain Euro memiliki hubungan yang sejalan dengan harga emas dalam US Dollar.  Ketika nilai tukar Euro jatuh, harga emas-pun jatuh.

Pertanyaannya adalah apakah kejatuhan Euro yang membuat orang berbondong-bondong memindahkan dananya kedalam US Dollar ini akan berlangsung lama sehingga Euro dan emas sama-sama akan terus merosot ?. Kemungkinan itu tetap ada, setidaknya dua faktor dibawah yang akan menjadi penyebabnya.

·       Bila kondisi Euro Zone semakin memburuk dan tidak terselamatkan, maka pelarian ke safe haven sementara  US Dollar akan semakin meningkat. US Dollar menjadi semakin mahal dan berarti harga emas semakin turun.
·       Bila Euro Zone tidak mengalami pemburukan yang bersifat fundamental lebih lanjut –pun harga emas bisa tetap turun oleh panic selling seperti yang terjadi dalam beberapa hari terakhir.

Kalau dua factor tersebut menyebabkan harga emas turun dalam waktu dekat, lantas apakah ada factor yang akan mendorongnya naik ?. Tentu juga ada, meskipun kemungkinan terjadinya agak bersifat jangka panjang.

Euro Zone adalah mitra dagang utama Amerika Serikat, oleh karenanya dalam menghitung kekuatan US Dollar  atau yang kemudian dicerminkan oleh US Dollar Index – bobot Euro adalah yang paling besar yaitu 57.6% disusul oleh Yen Jepang yang hanya 13.6 % dan mata uang negara-negara lain yang lebih kecil pengaruhnya.

Bila krisis di Euro Zone berkelanjutan, Amerika pasti kena juga getahnya antara lain melalui ekspor ke negara-negara mitra dagang utamanya yang akan menurun dan risiko yang membesar di pasar financial karena  saling keterkaitannya antara  pasar financial yang satu dengan yang lain. Jadi US Dollar hanya diuntungkan sementara oleh krisis Euro.

Lantas bagaimana kita seharusnya menyikapi anjlognya harga  emas ini ?, terutama bagi Anda yang baru mulai membeli emas atau Dinar justru pada saat harga tertinggi beberapa bulan terakhir ?.

Pertama yang perlu diingat adalah krisis Euro tidak bersifat unique, US Dollar-pun (dan berbagai mata uang kertas lainnya) berpeluang mengalami krisis yang sama – bahkan US Dollar juga sedang mengalaminya, hanya karena pembandingnya adalah Euro yang lebih buruk – US Dollar kelihatannya membaik. Bila wajah buruk US Dollar sudah tidak lagi tertutupi oleh keburukan Euro, Dollar-pun akan berkinerja seperti Euro. Karena Dollar memiliki inverse relationship dengan emas, saat itulah harga emas akan kembali pulih seperti puncaknya beberapa bulan lalu.

Kedua gonjang-ganjing harga emas dunia  yang di-trigger oleh fluktuasi daya beli US Dollar ini, seharusnya bisa menyadarkan kita semua – bahwa tidak ada investasi yang aman dari risiko. Itulah sebabnya, melalui tulisan seperti ini dan juga tulisan-tulisan sebelumnya, kami lebih menekankan kepahaman masyarakat dibandingkan dengan upaya untuk menjual emas atau Dinar itu sendiri, ilmu sebelum amal.

Ketiga, krisis ini mengingatkan kita pentingnya membangun kekuatan ekonomi sektor riil minimal untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti pangan, sandang dan papan. Tidak mudah memang, tetapi investasi yang lain-pun toh juga terbukti tidak mudah, jadi tetap harus terus dicoba dan diupayakan. Wa Allahu A’lam.

Kemana Harga Emas Akhir Tahun 2011…?

Oleh Muhaimin Iqbal   
Selasa, 15 November 2011 06:31
Krisis di Eropa sejak beberapa bulan lalu mulai membawa korbannya, dua pemimpin negara terpaksa mundur bulan ini yaitu di Yunani George Papandreou digantikan oleh Lucas Papademos, dan tidak lama kemudian  di Italy Perdana Menteri Silvio Berlusconi terpaksa mundur digantikan sementara  oleh Mario Monti. Krisis di Eropa ini nampaknya masih akan terus membawa korban, tetapi korban-korban berikutnya kemungkinan sudah bukan para pemimpinnya sendiri melainkan para pemain pasar dan pelaku usaha.

Ketidak pastian ekonomi yang luar biasa di Eropa ini sementara akan ‘menyembunyikan’ masalah yang tidak kalah besarnya di Amerika. Dua ekonomi besar yang sama-sama buruk (Uni Eropa dan Amerika) inilah yang akan terus mengguncang pasar dalam beberapa pekan kedepan setidaknya sampai akhir tahun.

Terhadap harga emas dunia yang dinilai dalam US Dollar, krisis tersebut akan memiliki pengaruh berbeda untuk jangka pendek dan jangka panjang. Bila krisis di Eropa yang meningkat, awalnya pasar emas merespon naik karena investor membutuhkan safe heavenuntuk mengamankan aset-asetnya, namun ketika krisis terus memuncak dan mereka membutuhkan alat transaksi untuk tetap menjalankan usahanya – maka mereka akan berburu Dollar yang berakibat pada turunnya harga emas oleh dua sebab yaitu naiknya daya beli Dollar dan meningkatnya supply emas (karena banyak yang menjualnya).

Pasca puncak krisis di Eropa , harga emas akan terus meningkat karena daya beli uang kertas yang menurun disebabkan oleh metode penyelesaian krisis melalui pencetakan uang dalam jumlah besar dengan berbagai sebutannya.

Krisis yang sama bila terjadi di US juga akan memiliki pola yang mirip terhadap harga emas dunia, hanya fluktuasi menurunnya harga emas di puncak krisis tidak sehebat krisis yang sama di Eropa. Hal ini karena penyebab penurunan harga emas di puncak krisis Amerika - ketika orang membutuhkan likwiditas - ter-offset  oleh penurunan daya beli US$ itu sendiri.

Untuk memudahkan pemahaman pengaruh krisis Eropa dan Amerika ini terhadap harga emas dapat dilihat di ilustrasi grafik dibawah.

Pengaruh Krisis Terhadap Harga Emas Dunia
Pengaruh Krisis Terhadap Harga Emas Dunia

Lantas apa maknanya grafik ini terhadap harga emas dalam jangka pendek sampai akhir tahun 2011 ini ?. Karena yang lebih dominan sampai beberapa pekan ke depan nampaknya masih krisis Eropa, maka harga emas masih cenderung berfluktuasi mengikuti garis biru – artinya bisa berfluktuasi menurun yang kuat sebelum kemudian baru naik melebihi angka tertinggi sebelumnya.  Jadi sampai akhir tahun kemungkinan besarnya harga emas tidak akan terlalu tinggi, range perkiraan saya sendiri hanya akan berkisar di angka US$ 1,800/Ozt.

Dalam setahun sampai dua tahun kedepan, dua pengaruh jangka panjang krisis Eropa dan Amerika akan berjalan bersama – yaitu sama-sama menurunkan daya beli uang mereka – saat itulah harga emas kembali melonjak sebagaimana melonjaknya harga emas tahun ini yang tidak lepas dari efek jangka panjang Quantitative Easing I di Amerika pada saat mereka mengatasi krisis 2008. Jadi kalau Anda mengharapkan harga emas melampaui US$ 2,000/Ozt, kemungkinan Anda harus sabar menunggu sampai tahun 2012 atau bahkan 2013.

Sejarah akan terus berulang , bagi yang mau belajar dari sejarah itu insyaAllah akan bisa mengambil manfaatnya dan menghindari dampak buruknya , sebaliknya bagi yang tidak mau belajar dari sejarah akan terjatuh di lubang yang sama lagi dan lagi. Wa Allahu A’lam.

Minggu, 04 Desember 2011

Berekonomi Cara Rasulullah

Sumber   : Majalah Hidayatullah Edisi Khusus II/2011
Oleh        : Muhaimin Iqbal (Pemilik Gerai Dinar)

Sore itu Suara Hidayatullah janji melakukan wawancara dengan Muhaimin Iqbal. Ia mengajak bertemu di Bazaar Madinah, sebuah kawasan perdagangan di kota Depok hasil kreasi Iqbal sebagai replika pasar Rasulullah SAW di madinah dulu. Ini merupakan terobosan Iqbal yang kesekian dalam bidang ekonomi syariah. Selama ini Iqbal memang dikenal sebagai ahli sekaligus praktisi ekonomi syariah yang terus mendalami ekonomi syariah sehingga banyak melakukan inovasi dan kreasi.

Empat pilar
            Menurut Iqbal dalam ekonomi syariah ada empat pilar yang harus diwujudkan agar kedaulatan ekonomi umat dapat tercapai. Yakni alat tukar yang adil, sumber daya insani yang mumpuni, akses terhadap modal, dan pasar yang islami. Keempat pilar itulah yang selama ini ia perjuangkan agar dapat terwujud.
            Untuk mewujudkan pilar yang pertama, sejak tahun 2007 ia sudah mensosialisasikan dan memproduksi dinar, mata uang emas yang adil an berdaya beli tetap sepanjang zaman. Ia pun mendirikan Gerai Dinar, disamping mendalami dan menulis empat buku entang dinar, yaitu : Mengembalikan Kemakmuran Islam Dengan Dinar dan Dirham (2007), Dinar Solution (2008), Dinar the Real Money (2009), dan Dinarnomics (2010).
            Untuk menghasilkan sumber daya islami Muslim yang mumpuni di bidang wirausaha ia mendirikan Pesantren Wirausaha Daarul Muttaqiin, sebuah lembaga pendidikan untuk mencetak pengusaha-pengusaha  Muslim yang handal. Dari pengalamannya membangun pilar kedua ini, Iqbal sudah menerbitkan buku khusus dengan judul Kambing Putih Bukan Kambing Hitam (2011).
            Pilar ketiga adalah perbaikan akses terhadap modal. Menurutnya, salah satu sumber kemiskinan umat adalah akses modal yang hanya terpusat pada golongan kaya saja. Sebagai solusi Iqbal mendirikan koperasi BMT (Baitul Mal wa Tamwil) Daarul Muttaqiin.
            BMT ini unik karena produk unggulannya adalah apa yang dia sebut pinjaman Tanpa Beban. Benar-benar tanpa beban tetapi diharuskan adanya penjamin (Kafil). Dengan sistem Kafil tersebut, BMT Daarul Muttaqiin menjadi BMT yang memiliki NPL (Non Performing Loan) amat sangat rendah hingga dibawah 1 %.
            Pilar keempat yang sudah direalisasikannya saat ini adalah apa yang dia sebut Bazaar Madinah. Pasar yang dibangun dan dikelola sesuai dengan pasar bentukan Rasulullah SAW diawal kedatangannya di madinah dulu.

Pribadi Cemerlang
            Lahir di Nganjuk Jawa Timur, 17 Maret 1963, Iqbal dibesarkan dilingkungan pesantren yang dipimpin oleh ayahnya sendiri, Imam Hambali. Pagi ia sekolah umum, sore atau malam hari nyantri di madrasah.
            Di SMU Muhammadiyah I Jogjakarta, Iqbal berhasil menyelesaikan pelajarannya denga nilai tertinggi. Dengan prestasinya itu ia dapat masuk IPB tanpa tes. Jurusan Mekanisasi pertanian ia pilih dan lulus tahun 1985 dengan nilai tertinggi, sejak jurusan itu berdiri 18 tahun sebelumnya.
            Prestasi cemerlang semasa sekolah dan kuliah juga memudahkannya berprestasi didunia kerja. Hanya beberapa bulan saja ia menjadi pegawai biasa. Setelah itu karirnya terus menanjak, hingga menduduki posisi General Manager.
            Bahkan pada usia yang masih sangat muda, 27 tahun, ia menduduki jabatan direksi perusahaan jasa keuangan yang dikelola bersama mitranya yang kebanyakan berkewarganegaraan asing. Di bidang risk management dan asuransi Iqbal juga pernah memperoleh pengakuan tertinggi dari lembaga profesi di Selandia Baru, Inggris, Australia,dan Indonesia.
            Pada masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid, Iqbal direkrut Bambang Subiyanto (Mentri Keuangan) dan Baihaqi Hakim (Dirut Pertamina) untuk menjadi Direktur Tehnik PT AsuransiTugu Pratama, salah satu anak perusahaan Pertamina.
            Klien utama perusahaan asuransi ini adalah induknya sendiri, Pertamina, disamping beberapa perusahaan asing. Di perusahaan itu Iqbal bertugas memulihkan perusahaan menjadi lebih bersih dan profesional.
            Pengalamannya selama puluhan tahun di dunia keuangan mengantarkannya pada kesadaran akan kebenaran syari’ah islam dalam bidang ekonomi. Maka ia pun mulai mendalami ekonomi islam. Setelah meyakini keharaman riba segera ia mengajukan pensiun dini pada tahun 2004.
            “Kalau saya tidak berhenti sekarang Allah bisa marah kepada saya,” kata Iqbal kepada atasannya, Dirut Pertamina saat itu. Namun, karena Iqbal diperbolehkan memulai usaha mengubah Tugu Pramu menjadi perusahaan asuransi berlandaskan syariah, ia pun mau bertahan.

Membakar Kapal
            Tahun 2008, karena kesadaran akan pentingnya berwirausaha, Iqbal benar-benar meninggalkan “dunia kerja” yang sudah memberikannya kenyamanan dan memilih menjadi pengusaha. Proses ini ia sebut dengan membakar kapal, karena menurut pengamatannya, kunci keberhasilan untuk menjadi wirausahawan adalah keberanian untuk benar-benar terjun ke dunia usaha serta benar-benar meninggalkan pekerjaan sebelumnya.
            Pengalamannya sendiri membuktikan hal itu. Tidak kurang dari enam kali usaha berwiraswasta yang ia lakukan diluar jam kantor tidak satupun yang berhasil. Usahanya baru berhasil ketika ia benar-benar terjun ke dunia usaha dan meninggalkan pekerjaannya. “Insya Allah berhasil karena kapal saya benar-benar saya bakar,” ujarnya.
            Usaha pertamanya adalah jual beli dinar dengan mendirikan Gerai Dinar yang sudah mulai dirintisnya sejak tahun 2007. Untuk media sosialisasi dinar, Iqbal membuat web dengan alamat www.geraidinar.com. Dinar dipilih bukan semata-mata karena alasan bisnis. Lebih dari itu ia ingin memasyarakatkan alat tukar yang adil dan memiliki ketahanan nilai itu.
            Ia juga memproduksi madu dan menjualnya dengan nama Rumah madu. Madu ia pilih karena khasiatnya yang sudah dijamin oleh al-Qur’an maupun sunnah Rasulullah SAW. Juga karena madu memiliki begitu banyak manfaat.
            Menurut Iqbal, pemilihan kedua produk ini berdasarkan analisanya terhadap ayat-ayat al-Qur’an. Karena itulah ia senantiasa menekankan kepada para pengusaha muda untuk memulai usahanya dengan mentadaburi ayat-ayat al-Qur’an.
            Tak lama kemudian Iqbal mendirikan lembaga pelatihan wirausaha yang ia beri nama Pesantren Wirausaha Daarul Muttaqiin. Bersama alumni Pesantren Wirausaha inilah Iqbal mendirikan kawasan pertanian dan peternakan kambing di daerah Jonggol, Bogor. Karena itu kawasan ini ia beri nama Jonggol Farm.
            Kegiatan utamanya adalah beternak kambing selain juga sebagai pusat kegiatan praktik Pesantreen wirausaha Daarul Muttaqiin. Iqbal juga mengembangkan budidaya  jamur dan makanan olahan dari jamur. Di kawasan ini ia juga mendirikan sebuah masjid yang bahan dasarnya berasal dari gedebong pisang, masjid itu diberi nama daarul Muttaqiin.
            Terobosan terakhirnya, tapi insya Allah bukan yang terakhir, adalah mengadakan I’tikaf wirausaha di masjid daarul Muttaqiin pada Ramadhan lalu. Acara ini diikuti oleh sekitar 50 orang peserta dari seluruh Indonesia.
            Malam hari mereka tekun beribadah, sementara siang hari mereka diberikan pelatihan tentang kewirausahaan. Iqbal berharap selepas Idul Fitri para peserta dapat langsung mempraktekkan ilmu yang telah didapatnya denga terjun secara total di dunia wirausaha sehingga jumlah wirausahawan Muslim semakin banyak. Dengan begitu usaha mewujudkan kedaulatan ekonomi umat semoga dapat segera tercapai.

Dwi Budiman/ Suara Hidayatullah

Mengenal Dinar Dirham

Sumber : Buku DINAR THE REAL MONEY
              Oleh Muhaimin Iqbal       
       
 Uang dalam berbagai bentuknya sebagai alat tukar perdagangan telah dikenal ribuan tahun yang lalu seperti dalam sejarah Mesir Kuno sekitar 4000 SM-2000 SM. Dalam bentuknya yang lebih standar uang emas dan perak diperkenalkan oleh Julius Caesar dari Romawi sekitar tahun 46 SM. Julius Caesar ini pula yang memperkenalkan standar konversi dari uang emas ke uang perak dan sebaliknya dengan perbandingan 12:1 untuk perak terhadap emas. Standar Julius Caesar ini berlaku di belahan dunia Eropa selama sekitar 1250
Dibelahan dunia lainnya di Dunia Islam, uang emas dan perak yang dikenal dengan Dinar da Dirham juga digunakan sejak awal Islam baik untuk kegiatan muamalah maupun ibadah seperti zakat dan diyat sampai berakhirnya kekhalifahan Usmaniyah Turki tahun 1924.
Standarisasi berat uang Dinar dan Dirham mengikuti Hadits Rasulullah SAW, "Timbangan adalah timbangan penduduk Makkah, dan takaran adalah takaran penduduk Madinah" (HR .Abu Dawud)
             Pada zaman Khalifah Umar ibnul Khaththab, sekitar tahun 642 M, bersamaan dengan pencetakan uang Dirham pertama di Kekhalifahan, standar hubungan berat antara uang emas dan perak dibakukan yaitu berat 7 Dinar sama dengan berat 10 Dirham.
         Berat 1 Dinar sama dengan 1 mitsqal atau setara dengan berat 72 butir gandum ukuran sedang yang dipotong keduaujungnya. Dari Dinar-Dinar yang tersimpan di museum setelah ditimbang dengan timbangan yang akurat diketahui bahwa timbangan berat uang 1 Dinar Islam yang diterbitkan pada masa Khalifah Abdul Malikbin Marwan adalah 4,25 gram. Berat ini sama dengan berat mata uang Byzantium yang disebut solidos dan mata uang Yunani yang disebut Drachma.
          Atas dasar rumusun hubungan berat antara Dinar dan Dirham dan hasil penimbangan Dinar di musium ini, maka dapat pula dihitung berat 1 Dirham adalah 7/10 x 4,25 gram atau sama dengan 2,975 gram.
             Sampai pertengahan abad ke-13 baik dinegeri islam maupun dinegeri non islam, sejarah menunjukkan bahwa mata uang emas yang relatif standar tersebut secara luas digunakan, Hal ini tidak mengherankan karena sejak awal perkembangannya pun kaum muslimin banyak melakukan perjalanan perdagangan ke negeri yang jauh.
        Selama tujuh abad dari abad ke-13 sampai awal abad ke-20, Dinardan Dirham adalah mata uang yang paling luas digunakan. Penggunaan Dinar dan Dirham meliputi seluruh wilayah kekuasaan Utsmaniyah yang meliputi tiga benua yaitu Eropa bagian selatan dan timur, Afrika bagian utara dan sebagian Asia.
            Pada puncak kejayaannya kekuasaan Utsmaniyah pada abad 16 dan 17 membentang mulai dari selat Gibraltar di bagian barat (pada thun 1553 mencapai pantai Atlantik di Afrika Utara) sampai sebagian kepulauan Nusantara di bagian timur. Kemudian dari sebagian Austria, Slovakia dan Ukraina dibagian utara sampai Sudan dan Yaman di bagian selatan.
         Apabila ditambah denga masa kejayaan Islam sebelumnya yaitu mulai dari awal kenabian Rasulullah SAW (610 M), maka secara keseluruhan Dinar dan Dirham adalah mata uang modern yang dipakai [aling lama (14 abad) dalah sejarah peradaban manusia.
       Dinar dan Dirham memang udah ada sejak sebelum islam lahir, karena Dinar (Dinarium) sudah dipakai diromawi sebelumnya dan Dirham sudah dipakai di Persia. Kita ketahui bahwa apa-apa yang ada sebelum islamnamun setelah turunnya islam tidak dilarang atau bahkan juga igunakan oleh Rasulullah SAW, maka hal itu menjadi ketetapan (taqrir) Rasulullah SAW yang berarti menjadi bagian dari ajaran islam itu sendiri. Dinar dan Dirham masuk kategori ini.
            Di Indonesia dimasa ini, Dinar dan Dirham hanya diproduksi oleh Logam Mulia, PT. Aneka Tambang TBK, Perum PERURI. saat ini Logam Mulia-lah yang secara teknologidan penguasaan bahanmampu memproduksi Dinar dan Dirham dengan kadar dan berat sesuai dengan standar Dinar dan Dirham di masa awal-awal islam.
Standar kadar dan berat inipun tidak hanya disertifakasi secara nasionaloleh Komite Akreditasi Nasional (KAN), tetapi juga oleh lembaga sertifikasi logam mulia internasional yang sangat diakui yaitu London Bullion Market Association (LBMA).